Selasa, 01 November 2016

Pengertian Prinsip Takwil Mimpi

Prinsip Takwil Mimpi

1. Pokok, 

Yaitu jenis, kategori, dan karakter. Barang siapa yang bermimpi bahwa sebatang pohon yang menaunginya, maka pohon disebut jenis, keberadaannya sebagai pohon taut disebut kategori, dan keberadaanya sebagi pohon yang berbuah manis dan bermanfaat disebut karakter. Pohon ditakwilkan dengan laki-laki atau wanita. Pohon taut ditakwilkan dengan wanita atau laki-laki yang banyak memberikan manfaat. Artinya, jenis pohon, burung dan binatang liar biasanya ditakwilkan laki-laki dan wanita. Jenis tersebut memberitahukan apakah laki atau wanita itu pribumi, penduduk asing, atau warga dunia. Tabiat keduanya memberitahukan apakah laki-laki atau wanita itu banyak memberi manfaat ataukah mudharat. Jika pohon itu adalah pohon kurma, maka ditakwilkan dengan seorang laki-laki yang baik, banyak memberikan manfaat, dan dermawan, karena Allah Ta'ala berfirman,

"Seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. "(Ibrahim: 24)

2. Keadaan,

Yaitu keadaan orang yang bermimpi, kepribadiannya, perbuatannya, lingkungannya, statusnya ditengah-tengah khalayak, tabiatnya, agamanya, dan kondisi penghidupannya. Penakwil dapat menjadikan keadaan tersebut sebagai argumentasi dan petunjuk dalam menakwilkan simbol-simbol mimpi. Demikian pula waktu dan tempat mimpi dapat dijadikan pertimbangan. Barangsiapa yang bermimpi saat tengah hari diawal bulan, maka mimpi di siang hari merupakan mimpi yang benar dan mimpi pada tanggal satu menyampaikan kabar kebaikan.

3. Dalil,

Yaitu suatu yang menunjukkan latar belakang yang membuat seseorang mengalami suatu mimpi, yaitu berbagai situasi yang merupakan kepastian atau kemungkinan. Dalil tersebut dapat diamati oleh penakwilan melalui firasat, kecerdikan, mata hatinya yang menembus, dan pengetahuannya yang menerima cahaya yang besar untuk dapat menakwilkan mimpi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar