Selasa, 01 November 2016

Prinsip Umum Penakwilan Mimpi

Prinsip Umum Penakwilan Mimpi

Untuk dapat mempraktikan kemampuan takwil mimpi dan berhasil dalam melakukannya, diperlukan pengetahuan mengenai beberapa hal berikut.
  1. Mengetahui pokok-pokok mimpi, unsur-unsurnya, keragamannya, kekuatan dan kelemahannya menyangkut kebaikan atau keburukannya, untuk mengetahui bobot takwil dan bobot pokok mimpi. Jika sebagaian dari sebuah mimpi itu menunjukan kepada kebaikan dan sebagian lagi menunjukan kepada keburukan, timbanglah kedua perkara dan kedua pokok itu dengan hatimu. Timbanglah kekuatan masing-masing pokok itu berdasarkan kekuatan pokok takwil mimpi, lalu ambillah pokok yang paling berat dan kuat di antara pokok mimpi yang ada.
  2. Menata, pokok-pokok mimpi, menautkan pokok yang satu dengan pokok yang lain, dan melepaskannya dari bagian mimpi yang tidak berguna dan mimpi kosong sehingga ungkapan mimpi menjadi benar. Jika makna-makna pokok mimpi itu bersesuaian dan mengarah pada sebuah mimpi yang bermakna, barulah dapat diterima kemudian ditakwilkan sesuai dengan pokok mimpi. Jika menurutmu mimpi itu bercampur baur dan tidak mengerucut pada pokok mimpi, makna mimpi yang demikian merupakan mimpi kosong. Maka, abaikanlah ia.
  3. Telitilah sebuah masalah dengan cermat dan konsisten, sehingga Anda memahaminya. Kemudian urutkanlah tuturan pelaku mimpi, pelapalannya, dan konteksnya kepada pokok mimpi agar Anda dapat menyimpulkan dan mendapatkan sosok mimpi itu.
  4. Mimpi tentang sesuatu yang memiliki karakter musim panas dan karakter musim dingin hendaknya ditakwilkan sesuia dengan kebiasaan dan karakter masing-masing pada saat itu, misalnya mimpi tentang pohon, buah, laut, api, pakaian, tempat tinggal, ular, dan kalajengking.
  5. Mimpi tentang sesuatu yang memiliki karakter malam dan karakter siang hendaknya ditakwilkan sesuai dengan karakter masing-masing, misalnya mimpi tentang matahari, bulan, planet, cahaya, dan gegelapan.
  6. Mimpi yang memiliki sisi baik dan sisi buruk, hendaknya disampaikan pula sisi buruknya kepada orang yang mimpi.
  7. Ada mimpi yang menyimpang kesisi kebaikan dari sisi keburukan, demikian pula sebaliknya, karena keragaman perilaku manusia dan perbedaan waktu serta tempat.
Kadang-kadang mimpi ditakwilkan melalui nama yang dituturkan dalam mimpi, kadang melalui makna tuturan itu, melalui lawan katanya, melalui Kitab Allah, melalui pribahasa yang berlaku di masyarakat, dan melalui ilmu jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar