Rabu, 02 November 2016

Tafsir Mimpi Hamba di Hadapan Tuhannya

Tafsir Mimpi Hamba di Hadapan Tuhannya

Ustadz Abu Sa'ad mengatakan bahwa barang siapa yang mimpi seolah-olah dia berdiri di hadapan Allah, sedang Allah melihatnya, maka mimpinya itu merupakan mimpi rahmat, jika dia orang yang saleh. Jika bukan orang yang saleh, dia mesti waspada karena Allah berfirman,

"Yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam." (al-Muthaffifiin: 6)

Jika bermimpi seolah-olah bermunajat kepada-Nya, berarti dia dimuliakan dengan kedekatan kepada-Nya dan disukai manusia. Allah berfirman,

"Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami)." (Maryam: 52)

Jika bermimpi seolah-olah bersujud di hadapan Allah, berarti dia didekatkan dengan-Nya dan dicintai manusia karena Allah berfirman,

"Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan). "(al-'Alaq: 19)

Jika mimpi berbicara dengan-Nya dari balik hijab, maka agamanya menjadi baik dan dapat melaksanakan amanah (jika dia memikulnya) serta kekuasaannya menjadi kuat.

Jika mimpi berbicara dengan-Nya tanpa hijab, maka dia akan melakukan kesalahan dalam agamanya karena Allah berfirman,

"Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir."(asy-Syuura: 51)

Selasa, 01 November 2016

Etika Orang Yang Bermimpi

Etika Orang Yang Bermimpi

  1. Hendaknya manusia membiasakan dirinya berkata jujur, karena Nabi saw. bersabda,"Orang yang paling benar ucapannya, maka paling benar pula mimpinya."
  2. Tidur dengan punya wudhu.
  3. Tidur dengan posisi kepala mengarah keutara dan berbaring pada sisi kanan tubuhnya. Diriwayatkan bahwa Nabi saw. tidur pada sisi kanan tubuhnya, sedang tangan kanannya di bawah pipinya. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa apabila dia naik ke pembaringan, dia berdoa, "Aku memohon kepada-Mu mimpi yang baik, benar, tidak dusta, bermanfaat, tidak membahayakan, dan dapat diingat serta tidak lupa."
  4. Jangan menceritakan mimpi kepada orang yang hasud, karena Nabi Ya'qub pun berkata kepada putranya, Yusuf a.s., "Anakku, janganlah menceritakan mimpu kepada saudara-saudaramu, maka mereka akan melancarkan suatu tipu daya kepadamu.
  5. Jangan menceritakannya kecuali sebagai sebuah rahasia. Sebaiknya mimpi dikemukakan pada penakwil pada pagi hari, bukan pada sore hari.
  6. Jangan berdusta ihwal mimpi. Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa yang berdusta tentang mimpinya, maka pada hari kiamat Allah akan menyuruhnya mengikatkan gandum." (As-Silsilah ash-Shahihah). Dan, hal itu tidak dapat dilakukannya.

Etika Penakwilan Mimpi

Etika Penakwilan Mimpi

Para pentakwil memiliki banyak cara dalam membuat kesimpulan takwil, dan jumlahnya tidak terbatas. Bahkan, cara itu terus bertambah sesuai dengan pengetahuan penakwil, kecerdasannya, dan bakatnya. Dalam menakwilkan mimpi, penakwil hendaknya mengindahkan etika berikut ini.
  1. Jika penakwil hendak menyimak penjelasan mimpi dari seseorang, hendaknya dia mengatakan, "Insya Allah, kita akan memperoleh kebaikan dari mimpi itu dan terhindar dari keburukannya; semoga kebaikan bagi kita dan keberukan bagi musuh. Segala puji kepunyaan Allah Tuhan semesta alam. Silakan ceritakan mimpimu."
  2. Menyimak penjelasan mimpi dengan baik, kemudian lakukanlah penakwilan dengan tidak tergesa-gesa. Janganlah mengemukakan takwil kecuali setelah mengkajinya.
  3. Mimpi merupakan rahasia dan aurat manusia. Karena itu, penakwil tidak boleh menceritakan takwilnya kecuali kepada pelaku mimpi dan jangan menceritakannya di hadapan orang lain.
  4. Menakwilkan dengan cara yang paling baik. Diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, "Mimpi akan terbukti sesuai dengan apa yang telah ditakwilkan." Demikian yang diriwayatkan dalam As-Silsilah ash-Shahihah oleh al-Albani.
  5. Hendaknya penakwil membedakan para pelaku mimpi. Maka, janganlah menakwilkan mimpi seorang pejabat seperti menakwilkan orang kebanyakan.
  6. Mengolah mimpi yang diceritakan kepada penakwil. Jika mimpi itu baik, takwilkanlah dan sampaikanlah kabar gembira pada pelakunya. Jika mimpi itu buruk, tahanlah diri anda dari menakwilkannya atau tawilkanlah menurut kemungkinan takwil yang paling baik.

Contoh Penakwilan Mimpi

Contoh Penakwilan Mimpi

1. Penakwilan melalui turunan yang jelas, yang terdapat dalam mimpi, seperti takwil yang diterapkan pada mimpi para Nabi dan orang-orang saleh.
2. Penakwilan melalui nama. Penakwilan dapat dilakukan dengan melihat lahiriah kata tersebut. Orang yang bernama Salim ditakwilkan dengan keselamatan, orang yang bernaman Adil ditakwilkan dengan keadilan, seorang laki-laki yang bernama Ahmad, Muhammad, atau Mahmud ditakwilkan dengan keterpujian, wanita yang bernama Su'ad ditakwilkan dengan kebahagiaan, dan wanita yang bernama Huda ditakwilkan dengan kelurusan (petunjuk).
Nabi saw. bersabda,

"Pada suatu malam aku bermimpi seolah-olah kami berada di rumah 'Uqbah bin Rafi', lalu kami disuguhi kurma Ibnu Thab. Maka, aku menakwilkannya bahwa ketinggian akan kami raih baik di dunia maupun di akhirat dan bahwa agama kami sungguh baik. "(HR Muslim)

Nabi saw. menakwilkan kata Rafi 'dengan rif'ah'ketinggian' dan menakwilkan kata Ruthab Ibnu Thab dengan Thayyib 'kebaikan agama'.

3. Menakwilkan malalui makna kata dan derivasi kata itu. Mayat, anak kecil, binatang, dan benda mati merupakan pihak-pihak yang berkata dengan jujur. Jika dalam mimpi pihak-pihak tersebut berkata, maka perkataan mereka merupakan kebenaran sebab mereka tidak pernah berbohong.

4. Penakwilan dengan pribahasa yang berlaku dimasyarakat. Orang mengatakan bahwa penjual adalah seorang pembual, sebab pada kalangan mereka sudah dikenal permainan dan kebohongan para penjual atau pembeli. Dan, seperti sabda Nabi saw. kepada para istrinya (dalam hadits riwayat Muslim), "Di antara kalian yang paling cepat menyusulku adalah yang paling panjang tangannya (paling dermawan)." Maka, Zaenab binti Jashi adalah istri beliau yang paling dulu meninggal.

5. Penakwilan dengan lawan kata seperti menakwilkan tangisan dengan kegembiraan, menakwilkan tawa dengan kesedihan, menakwilkan tha'un dengan peperangan dan peperangan dengan tha'un, dan menakwilkan air bah dengan musuh dan musuh ditakwilkan dengan air bah.

6. Penakwilan mimpi dengan menambah atau mengurangi seperti menangis yang ditakwilkan dengan kebahagaiaan dan tertawa ditakwilkan dengan kesedihan. Jika tangisan disertai sesegukan, maka ditakwilkan dengan musibah; dan tikus ditakwilkan dengan wanita selama warna tikus tersebut sama. Jika tikus itu bewarna putih dan hitam, maka ditakwilkan dengan malam, siang, dan ikan. Jika orang yang bermimpi mengetahui jumlah tikus tersebut, maka ditakwilkan dengan wanita. Jika jumlahnya sangat banyak, ditakwilkan dengan harta dan ghanimah.

7. Takwl dengan ilmu jiwa adalah seperti menjadikan mimpi sebagai indikator kebahagiaan dan kesedihan orang yang bermimpi, sebab mimpi merupakan ungkapan kebahagiaan dan kesedihan. Para ahli mengatakan bahwa mimpi merupakan jalan utama yang mengantarkan kepada aneka perasaan.

Prinsip Umum Penakwilan Mimpi

Prinsip Umum Penakwilan Mimpi

Untuk dapat mempraktikan kemampuan takwil mimpi dan berhasil dalam melakukannya, diperlukan pengetahuan mengenai beberapa hal berikut.
  1. Mengetahui pokok-pokok mimpi, unsur-unsurnya, keragamannya, kekuatan dan kelemahannya menyangkut kebaikan atau keburukannya, untuk mengetahui bobot takwil dan bobot pokok mimpi. Jika sebagaian dari sebuah mimpi itu menunjukan kepada kebaikan dan sebagian lagi menunjukan kepada keburukan, timbanglah kedua perkara dan kedua pokok itu dengan hatimu. Timbanglah kekuatan masing-masing pokok itu berdasarkan kekuatan pokok takwil mimpi, lalu ambillah pokok yang paling berat dan kuat di antara pokok mimpi yang ada.
  2. Menata, pokok-pokok mimpi, menautkan pokok yang satu dengan pokok yang lain, dan melepaskannya dari bagian mimpi yang tidak berguna dan mimpi kosong sehingga ungkapan mimpi menjadi benar. Jika makna-makna pokok mimpi itu bersesuaian dan mengarah pada sebuah mimpi yang bermakna, barulah dapat diterima kemudian ditakwilkan sesuai dengan pokok mimpi. Jika menurutmu mimpi itu bercampur baur dan tidak mengerucut pada pokok mimpi, makna mimpi yang demikian merupakan mimpi kosong. Maka, abaikanlah ia.
  3. Telitilah sebuah masalah dengan cermat dan konsisten, sehingga Anda memahaminya. Kemudian urutkanlah tuturan pelaku mimpi, pelapalannya, dan konteksnya kepada pokok mimpi agar Anda dapat menyimpulkan dan mendapatkan sosok mimpi itu.
  4. Mimpi tentang sesuatu yang memiliki karakter musim panas dan karakter musim dingin hendaknya ditakwilkan sesuia dengan kebiasaan dan karakter masing-masing pada saat itu, misalnya mimpi tentang pohon, buah, laut, api, pakaian, tempat tinggal, ular, dan kalajengking.
  5. Mimpi tentang sesuatu yang memiliki karakter malam dan karakter siang hendaknya ditakwilkan sesuai dengan karakter masing-masing, misalnya mimpi tentang matahari, bulan, planet, cahaya, dan gegelapan.
  6. Mimpi yang memiliki sisi baik dan sisi buruk, hendaknya disampaikan pula sisi buruknya kepada orang yang mimpi.
  7. Ada mimpi yang menyimpang kesisi kebaikan dari sisi keburukan, demikian pula sebaliknya, karena keragaman perilaku manusia dan perbedaan waktu serta tempat.
Kadang-kadang mimpi ditakwilkan melalui nama yang dituturkan dalam mimpi, kadang melalui makna tuturan itu, melalui lawan katanya, melalui Kitab Allah, melalui pribahasa yang berlaku di masyarakat, dan melalui ilmu jawa.

Pengertian Prinsip Takwil Mimpi

Prinsip Takwil Mimpi

1. Pokok, 

Yaitu jenis, kategori, dan karakter. Barang siapa yang bermimpi bahwa sebatang pohon yang menaunginya, maka pohon disebut jenis, keberadaannya sebagai pohon taut disebut kategori, dan keberadaanya sebagi pohon yang berbuah manis dan bermanfaat disebut karakter. Pohon ditakwilkan dengan laki-laki atau wanita. Pohon taut ditakwilkan dengan wanita atau laki-laki yang banyak memberikan manfaat. Artinya, jenis pohon, burung dan binatang liar biasanya ditakwilkan laki-laki dan wanita. Jenis tersebut memberitahukan apakah laki atau wanita itu pribumi, penduduk asing, atau warga dunia. Tabiat keduanya memberitahukan apakah laki-laki atau wanita itu banyak memberi manfaat ataukah mudharat. Jika pohon itu adalah pohon kurma, maka ditakwilkan dengan seorang laki-laki yang baik, banyak memberikan manfaat, dan dermawan, karena Allah Ta'ala berfirman,

"Seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. "(Ibrahim: 24)

2. Keadaan,

Yaitu keadaan orang yang bermimpi, kepribadiannya, perbuatannya, lingkungannya, statusnya ditengah-tengah khalayak, tabiatnya, agamanya, dan kondisi penghidupannya. Penakwil dapat menjadikan keadaan tersebut sebagai argumentasi dan petunjuk dalam menakwilkan simbol-simbol mimpi. Demikian pula waktu dan tempat mimpi dapat dijadikan pertimbangan. Barangsiapa yang bermimpi saat tengah hari diawal bulan, maka mimpi di siang hari merupakan mimpi yang benar dan mimpi pada tanggal satu menyampaikan kabar kebaikan.

3. Dalil,

Yaitu suatu yang menunjukkan latar belakang yang membuat seseorang mengalami suatu mimpi, yaitu berbagai situasi yang merupakan kepastian atau kemungkinan. Dalil tersebut dapat diamati oleh penakwilan melalui firasat, kecerdikan, mata hatinya yang menembus, dan pengetahuannya yang menerima cahaya yang besar untuk dapat menakwilkan mimpi.


Waktu Mimpi Yang Paling Benar

Waktu Mimpi Yang Paling Benar

Para ulama sepakat bahwa waktu mimpi yang paling benar ialah yang terjadi pada musim semi, musim dingin, dan musim gugur karena pada saat itu biasanya karakter manusia stabil. Mimpi yang terjadi di siang hari, terutama pada waktu zuhur, pada beberapa bagian malam, dan saat dini hari merupakan mimpi yang paling benar. Hendakya seseorang tidur dengan posisi kepala menghadap ke utara. Jika dia tidur dengan berbaring ke sisi kanan, lalu bermimpi, makna mimpinya itu merupakan pemberian Allah.

Waktu Terbuktinya Mimpi

Mimpi yang benar akan terjadi tatkala mimpi itu diceritakan, karena Nabi saw. bersabda,

"Mimpi itu bagaikan sesuatu yang tergantung pada kaki burung selama ia tidak diceritakan. Jika diceritakan, terjadilah ia. "(HR Abu Dawud)

Mimpi yang dialami dini hari akan segera menjadi kenyataan, sedangkan yang dialami pada permulaan malam akan terjadi dalam sebulan mendatang, insya Allah.

Senin, 31 Oktober 2016

Tafsir Jenis Mimpi Menurut Al-Qur'an Dan As-Sunnah

Tafsir Jenis Mimpi Menurut Al-Qur'an Dan As-Sunnah

a. Mimpi yang Benar

Mimpi yang benar ialah gambaran yang benar menurut akal batiniah, yang mengungkapkan kebenaran yang kokoh, yang tersimpan dalam benak, yang bahasanya benar, dan yang menunjukan aneka makna yang konsisten. Mimpi yang benar terbagi empat.
1. Mimpi yang benar dan menjadi kenyataan. Mimpi ini menginformasikan kebenaran. Mimpi demikan merupakan bagian dari kenabian karena Allah Ta'ala berfirman,
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka, Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. "(al-Fath: 27)

Mimpi yang benar ini terbagi dua lagi:
  • Mimpi yang transparan, jelas, nyata, dan kata-katanya menerangkan kenyataan. Sehingga, tidak memerlukan penjelasan dan penakwilan seperti mimpi Ibrahim menyembelih putranya dan mimpi Nabi SAW. memasuki Masjidil Haram dengan aman.
  • Mimpi yang tersembunyi, tersamar, dan mengandung hikmah serta peberitahuan. Jenis ini memerlukan penafsiran seperti mimpi yang dialami oleh Yusuf a.s..
"Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
2. Mimpi yang baik. Ia merupakan kabar gembira dari Allah Ta'ala, misalnya memimpikan kebaikan seperti bermimpi melihat Nabi saw., sahabat Nabi, dan orang-orang saleh.

3. Mimpi simbolis atau bisikan, yaitu yang terjadi dan dapat menjelaskan masalah rumit yang tengah dihadapi di dalam kehidupan dan kita tidak mampu memberikan pemecahan yang sesuai. Pemecahan itu tampak dalam bentuk gambaran atau simbol yang logis. Mimpi ini dapat ditafsirkan pada berbagai persoalan.

4. Mimpi yang menakutan, yaitu yang mengingatkan akan bahaya yang mengancam atau suatu pengaruh yang mengganggu. Jenis mimpi ini seperti terungkap dalam firman Allah,

"Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. "(Yusuf: 43)

Tujuh sapi gemuk menunjukkan tujuh tahun yang subur, sedangkan tujuh sapi kurus menunjukkan tujuh tahun kemarau. Adapun tujuh bulir gandum hijau dan kering menjelaskan bahwa tujuh sapi itu merupakan bukti yang membenarkan adanya musim hujan dan masa kekeringan.

b. Mimpi yang Mungkin Benar

Ia adalah gambaran yang merefleksikan berbagai pikiran atau perbuatan manusia. Perilakunya ketika sadar disampaikan kepada hatinya, lalu dia melihat perilaku tersebut di dalam mimpi.

c. Mimpi Kosong atau Mimpi yang Tidak bermakna

Ia adalah mimpi yang bagian-bagiannya tidak dapat dipahamai oleh pemimpi itu sendiri, atau kejadian-kejadiannya tidak dapat diingat secara sistematis. Maknanya juga berlainan dan tidak sinkron dengan masalah pokok. Mimpi jenis ini adalah batil dan tidak dapat ditakwilkan sebab merupakan impian yang diciptakan setan. Mimpi ini ada empat macam.
  1.  Halusinasi dan mimpi berjimak.
  2. Mimpi yang menakutkan, mengerikan, mengejutkan, mimpi hantu, dan mimpi perbuatan hasud.
  3. Mimpi tentang peristiwa-peristiwa yang telah lama terjadi.
  4. Mimpi yang kacau balau, yaitu yang dialami manusia tatkala mengalami kekacauan dan kegalauan jiwa.

Tafsir Mimpi Dan Kaitannya dengan Hal Lain

Tafsir Mimpi Dan Kaitannya dengan Hal Lain

1. Allah Ta'ala berfirman,

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. "(ar-Ruum: 23)

Min ayatihi tanda-tanda yang menunjukan pada kekuasaan Allah dan fenomena ketuhanan dan keesaan-Nya. Manamukum berarti tidurmu. Ketika tidur hilanglah kesadaran seseorang sehingga ia menjadi seperti mayat, dan setelah bangun, dia kembali kepada kesadarannya. Kejadian ini menunjukkan pada kesempurnaan kekuasaan Allah Ta'ala.

2. Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah bersabda, "Kenabian telah habis kecuali al-mubasysyirat. "Para sahabat bertanya, "Apakah al-mubasysyirat itu ?"Beliau menjawab, "Mimpi yang baik"

Tafsir Mimpi Di Dalam Al-Qur'an

Tafsir Mimpi Di Dalam Al-Qur'an

1. Allah Ta'ala berfirman,

"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. 'Ayahnya berkata, 'Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.''' (Yusuf: 4-5)

2. Allah Ta'ala berfirman,

"Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya, 'Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras anggur.' Dan yang lainnya berkata, 'Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung. Berikanlah kepada kami tabbirnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (menabirkan mimpi). 'Yusuf berkata, 'Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan dinerikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian.''' (Yusuf: 36-37)

3. Allah Ta'ala berfirman

"'Hai kedua penghuni penjara, adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberikan minuman tuannya dengan khamar. Adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).'Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua, 'Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu. 'Maka, setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu, tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya. Raja berkata (kepada orang-orang yang terkemuka dari kaumnya), 'Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang tabir mimpiku itu jika kamu dapat menabirkan mimpi. 'Mereka menjawab, '(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu menabirkan mimpi itu. 'Dan katakanlah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya, 'Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) menabirkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya). '(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru), 'Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya. 'Yusuf berkata, 'Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur.'''(Yusuf: 41-49)

4. Allah Ta'ala berfirman,

"Dan ia menaikan kedua ibu-bapaknya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, 'Wahai ayahku, inilah tabir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakan (hubungan) antara aku saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. '''(Yusuf: 100)